Upaya Sengaja Menyalahartikan #8: Kalau Nanti Berkesempatan Menjadi Menteri Pendidikan Maudy Ayunda Kira-kira Bakal ngapain?

Faizal Bochari
4 min readSep 30, 2023

--

Maudy Ayunda berpikir untuk mengganti soal Multiple choices menjadi open-ended questions yang tentu saja diartikan sebagai “Maudy Ayunda ingin menghapus soal pilihan ganda” oleh media pemuja clickbait sensasional. Walaupun terbilang sedikit melenceng tetapi tafsiran ini tidak bisa dibilang salah juga. Orang-orang barangkali menganggap Maudy Ayunda mesti sekali-kali turun dari menara gadingnya, dan melihat masalah yang lebih substantial dibanding hal remeh temeh macam soal pilihan ganda.

Terlepas dari permasalahan kebanyakan orang bahwa mbak Maudy perlu sekali-kali touch the grass dan bergaul dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang seminggu kebagian lebih dari 32 Jam Pelajaran, bagi saya Maudy ada benarnya juga. Walaupun mungkin saja mengganti pilihan ganda barangkali adalah bahasa yang sedikit ekstrem. Meninjau kembali assesment bukan sesuatu yang berlebihan untuk dilakukan.

Setidak-tidaknya untuk mata pelajaran yang saya ampuh yaitu bahasa Inggris, gerakan menuju assesment yang lebih dinamis terus diupayakan. Saya sendiri bukan penggemar berat jenis soal multiple-choices, walaupun dalam pembuatan soal ujian, pilihan ganda masih menjadi salah satu yang paling populer (Baca: yang diinstruksikan untuk dibuat).

Alasannya bukan karena pilihan ganda adalah soal yang buruk tetapi beberapa bentuk bahasa Inggris tidak begitu tepat diujikan dalam model pilihan ganda. Misalnya saya ingin menguji kemampuan siswa menggunakan present perfect. Sebagai contoh perhatikan soal berikut:

Untuk bisa dikatakan menguasai Present perfect ada beberapa aspek yang harus siswa kuasai:
1. Mengetahui pasangan subject she adalah has bukan have
2. Mengetahui setelah has/have harus menggunakan verb 3 bukan verb 1 atau verb 2.
3. Mengetahui bahwa kata “do” bukan regular verb sehingga verb 3 dari do bukan doed.
4. Mengetahui bahwa bentuk verb 3 dari do adalah done bukan did
5. Mengetahui pola present perfect adalah have/has+Verb3 bukan Verb3 saja atau Verb3+have/has

Setidak-tidaknya beberapa poin di atas adalah syarat-syarat yang harus soal ini miliki untuk menguji apakah benar siswa paham dalam menggunakan present perfect. Model pilihan ganda hanya bisa menguji poin 1 dengan pasti; menguji poin 2, 3, dan 4 dengan tidak pasti; dan tidak mampu menguji poin 5.

Ada kemungkinan bahwa sebenarnya siswa tidak mengetahui dengan pasti bentuk verb3 dari kata yang diujikan tetapi karena pilihannya tersedia mereka barangkali bisa secara beruntung menebak antara pilhan C atau D asalkan mereka tahu bahwa she berpasangan dengan has bukan dengan have. Karena hal ini maka akan sulit mengetahui apakah mereka telah benar-benar menguasai poin 2,3, dan 4. Terlebih lagi karena pilihan ganda yang tersedia hanya ada pola have/has+Verb, saya tidak akan bisa mengukur poin 5.

Tentu saja saya bisa menyediakan lebih banyak pilihan ganda tetapi untuk apa memberikan soal pilihan ganda denga 10 jenis kombinasi jawaban. Untuk mengetes kesuluruhan poin di atas kurang lebih begini soal pilihan ganda yang harus saya buat:

pilihan ini sebenarnya juga belum lengkap tetapi you should get my point already.

Dengan hanya model soal isian sederhana, kita sudah semestinya tahu sampai di mana kemampuan siswa dalam menggunakan present perfect.

kalau jawaban siswa “have done” kita bisa tahu mereka sudah tahu poin 2,3,4,5 tapi belum tahu poin 1. Kalau jawaban siswa “has goed” berarti mereka belum tahu verb 3 “go” itu apa.

Bukan ingin menjadi terlalu teknis tetapi kalau betul-betul memang serius ingin pendidikan lebih baik yah cara ujian memang harus tepat bisa mengujikan apa yang ingin diuji. Kalau ujian bisa dijawab benar dengan menghitung-hitung kancing baju dengan kemungkinan benar 25% mending tidak usah ujian saja, tentukan saja nilai siswa pakai gunting batu kertas.

Contoh ini hanya ilustrasi saja bahwa pilihan ganda bukan empu-nya soal-soal. Bahkan kalau melihat tes-tes internasional yang makin hari mulai meninggalkan format soal yang hanya pilihan ganda saja, kita bisa mengambil kesimpulan sama. Dia bukan jawaban dari segala pertanyaan. Sama seperti jenis soal lainnya pilihan ganda tidak memiliki status spesial dalam hirarki persoalan. Semua soal itu setara dan mestinya diperlakukan setara.

Lagipula kalau bermimpi-mimpi lain seperti menjadikan pendidikan gratis yah masih harus nunggu 100 tahun lagi mungkin, tapi mengganti jenis soal sesuai dengan materi yang berusaha diujikan bisa dimulai sekarang juga di dalam kelas tanpa perlu biaya apapun. Saya sendiri tidak mau bermimpi terlalu tinggi sampai pendidikan gratis, jadi murah saja sudah syukur.

--

--