Saya dibohongi Google

Faizal Bochari
3 min readJun 22, 2020

--

Pengguna handphone Xiaomi sedang dibuat was-was. Pasalnya beredar kabar bahwa jutaan data user pengguna handphone Xiaomi secara sembunyi-sembunyi diambil lalu kemudian dikirim ke main server mereka di mainland China yang kemudian entah digunakan untuk apa. Pelanggaran Privacy ini atau yang biasa disebut Privacy breach tentu saja membuat penggunanya resah. Pasalnya ada banyak sekali pengguna handphone merek ini di indonesia.

Tapi ternyata tidak begitu yang terjadi. Saya sebagai pengguna handphone Xiaomi awalnya beli handphone ini karena harganya yang murah dengan spesifikasi yang cukup handal. Dibandingkan dengan handphone lain dengan spesifikasi sama, Xiaomi mempunyai harga yang berbeda bisa sampai 500.000an, cukuplah buat bayar kosan sebulan (daripada beli hp merek i-phone terus jual ginjal). Entah bagaimana otak reptil saya sangat sadar privacy breach ini bakal terjadi.

Banyak pengguna Xiaomi dan pengguna handphone merek lain ternyata menyerukan nada yang sama dengan yang saya alami (ini saya dapat dari membaca comment-comment user twitter. “kalau udah ‘nyebur’ ke internet mah, gak ada yang namanya privacy lagi”. “Persetan dengan privasi data. Siap tidak siap, semua yg tersambung internet dengan sadar atau tidak sadar telah merelakan semua data pribadi dirinya”. banyak lagi user yang menyerukan pernyataan yang amat legowo seperti ini.

Iya juga yah. Pertanyaan soal privacy di internet sudah bukan hal baru lagi. Kita sebenar-benarnya dan sesadar-sadarnya tahu bahwa data kita bakal di-mining. Pernah sekali waktu saya install game baru di Steam, baru jalan instalannya trus buka Youtube dan iklan yang pertama kali muncul adalah iklan game yang installan-nya baru jalan itu. Padahal sebelumnnya iklan itu gak pernah muncul. Sial, saya seperti merasa seperti di bohongi berjamaah oleh Steam dan Google menyangkut privacy saya.

Saya sih gak masalah dapat iklan apapun, iklan pembesar tutuy juga tidak masalah. Permasalahnnya kan sebagai user seolah-olah kita tidak di beritahukan bahwa data kita bakal disebar ke perusahaan yang lain.

Kisah yang sama pernah saya baca di media yang lain. Seorang pria membeli buku di toko buku kecil dekat Apartemennya. Dia kemudian melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kreditnya (kan orang kaya yah, beli buku dua biji bayar pake kartu kredit, sultan mah bebas). Begitu sampai di apartemennya, dia dapat e-mail soal rekomendasi buku dengan genre serupa dengan yang baru saja dia beli. Emosi dong si bapak ini. “Saya gak pernah ngasih tahu e-mail saya ke toko buku ini, dari mana mereka dapat informasi soal e-mail personal saya” pikir si bapak ini. Kemudian Complaint-lah bapak ini ke toko buku yang sama. Ternyata yang mengirimkan rekomendasi belanja buku tadi bukan dari toko buku itu. Usut punya usut ternyata Bank dimana bapak ini bikin kredit yang mengirimkan rekomendasinya.

Ada tiga reaksi yang kemudian bisa muncul dari cerita ini. Yang pertama, “Wah bagus dong integrasi seperti ini bsa memudahkan saya untuk mencari buku lain yang saya suka jadi saya gak perlu capek-capek buat cari buku lain.” Yang kedua, “Saya gak perlu di kasi tahu soal buku apa yang mesti saya baca, emang saya pembaca buku kemarin sore yang gak tahu selera saya sendiri, toh saya juga gak baca buku yang itu-itu saja.” Yang ketiga “ Dari mana mereka tahu soal buku yang saya suka, padahal saya tidak pernah bilang?”

Untuk orang-orang dengan reaksi pertama dan kedua sepertinya sudah bisa legowo kalau data mereka diambil tapi untuk yang mempertanyakan kenapa dan dari mana data mereka diambil pasti gak baca pemberitahuan pada saat bikin akun e-mail.

Untuk setiap aplikasi yang kita pakai sebelum bisa kita gunakan atau sebelum terinstall di handphone kita sudah pasti bakal ada pemberitahuan bahwa anda setuju terhadap rules and regulation yang ada. Aturan main ini kadang-kadang panjangnya bisa 1 Juz dan siapa juga yang baca aturan main ini (ngaku aja, gak ada yang baca, langsung yes i agree). Kadang-kadang malah pakai bahasa Inggris. Aturan main ini selalu jadi tameng perlindungan perusahaan bahwa kita sudah setuju dengan segala aturan main yang mereka terapkan sebelum menggunakan produk mereka.

Ya sudah kita bisa apa, daripada gak punya e-mail, gak bisa pakai handphone, akhirnya gak bisa main mobile lengend, yah mau gak mau harus ikuti aturan main.

--

--

No responses yet